Samarinda, 21 Agustus 2024 – Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), menjadi Perguruan Tinggi pertama yang disambangi oleh Kepala Perwakilan BPK Provinsi Kalimantan Timur Agus Priyono, S.E., M.Si., Ak., CA., CSFA., CFrA. Di kampus ini, Kepala Perwakilan (Kalan) didaulat menyampaikan materi pada Seminar Kuliah Tamu bertajuk “Audit di Era Digital, Menghadapi Tantangan dan Juga Peluang”.
Seminar Kuliah Tamu yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi Polnes digelar Rabu (21/8), pukul 07.30 Wita di Aula Gedung Akuntansi. Seminar dibuka oleh Ketua Jurusan Sigit Hartoko, S.ST., M.E. Selain Kepala Perwakilan, bertindak sebagai pembicara II dalam kuliah umum tersebut, Penyuluh Pajak Ahli Madya Kantor Wilayah DJP Kaltim, Edwin Widiatmoko, S.E., M.M.
Acara yang dimoderatori Apriani Sistha Tammu ini diikuti sekitar 100 mahasiswa jurusan Akuntansi dari berbagai angkatan kuliah. Selain para mahasiswa, hadir beberapa pejabat struktural Polnes. Dalam acara tersebut, Kepala Perwakilan menjelaskan tentang tugas dan kewenangan, struktur kelembagaan, serta jenis jenis pemeriksaan di BPK. Sebagaimana diketahui bahwa BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara, memiliki peran penting dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas untuk mencapai cita-cita besar “Indonesia Emas” di tahun 2045.
“Poin pertama yang saya sampaikan, kita (pemeriksa BPK,Red) dituntut untuk menjadi orang yang teliti, cermat dan bisa menganalisa laporan keuangan sehingga menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN),” ungkap Kepala Perwakilan.
Di hadapan mahasiswa jurusan Akuntansi, pria yang memulai karir di BPK sejak tahun 1998 ini mengatakan seorang Akuntan di BPK memiliki tiga peran penting, yaitu Peran Oversight, Peran Insight dan Peran Foresight. Dijelaskannya, Peran Oversight adalah Akuntan mampu memastikan entitas yang diperiksa melakukan tata Kelola keuangan negara yang baik dan taat pada peraturan perundangan; Peran Insight adalah memberikan pendapat mengenai program, kebijakan, dan operasi yang kinerjanya baik dan menyarankan best practices untuk dijadikan acuan.
“Sementara Peran Foresight, Akuntan mampu memberikan tinjauan masa depan untuk memililh alternatif kebijakan masa depan,” jelas Agus Priyono.
“Misalnya seperti saya di BPK, ditugaskan untuk memeriksa bangunan, memeriksa jalan yang mungkin tidak terbayang sebelumnya. Tapi tidak perlu khawatir, yang ada dibenak kita sebagai akuntan lebih adaptif dengan situasi pekerjaaan apapun. Karena kita sudah dididik bagaimana memahami proses bisnis perusahaan dan organisasi, kita diajari sistem akuntansi. Inilah prosesnya,” ujarnya.
Sementara di penghujung sesi, Kalan BPK Kaltim menyampaikan bahwa BPK turut berperan dalam penanganan korupsi atau fraud. Sebab fraud sangat berbeda dengan kejahatan konvensional karena perlu keahlian khusus untuk bisa mengungkapkannya. Tiga peran BPK dalam hal ini yakni peran Preventif, Detektif, dan Represif.
“Preventif itu, BPK punya tiga jenis pemeriksaan yaitu Pemeriksaan Keuangan, Pemeriksaan Kinerja dan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT). Sementara pada peran Detektif dan Represif, BPK dalam hal ini melakukan pemeriksaan investigatif, Perhitungan Kerugian Negara (PKN) dan dapat memberikan keterangan ahli dalam proses peradilan mengenai kerugian negara/daerah,” urainya.
Kurang lebih satu jam menyampaikan materi, peserta seminar kuliah tamu pun antusias ketika moderator membuka sesi tanya jawab. Memasuki sesi kedua, pemateri dari Penyuluh Pajak Ahli Madya Kantor Wilayah DJP Kaltim menyampaikan materi terkait bidang Perpajakan mulai dari pemeriksaan pajak berbasis digital hingga keamanan data dan privasi. Setelah closing statement materi oleh moderator, Seminar Kuliah Tamu bertajuk “Audit di Era Digital, Menghadapi Tantangan dan Juga Peluang” pun ditutup dengan sukses. (fly)