Samarinda – Salah satu bentuk komitmen atas keterbukaan informasi publik serta memperkuat sinergisitas bersama para insan pers, BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar coffee morning yang bertempat di Kantin Kantor BPK Perwakilan Kaltim, Senin (26/12) dimulai pukul 08.00 Wita.
Kepala Perwakilan BPK Provinsi Kaltim Agus Priyono S.E., M.Si., Ak, CA, CSFA hadir dalam acara tersebut didampingi para pejabat struktural. Tamu undangan yang hadir yakni Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim Endro S. Efendi, SE.,C.ht.,CT bersama sepuluh perwakilan media baik cetak maupun elektronik.
Coffee morning dibuka dengan perkenalan dari Kepala Perwakilan dan beberapa penjelasan singkat terkait wewenang, tugas dan fungsi BPK. Dengan adanya coffee morning ini BPK Perwakilan Provinsi Kaltim dapat menerima masukan untuk perbaikan dan menumbuhkan semangat transparansi dan tata kelola keterbukaan informasi.
“Ini merupakan bincang-bincang perdana yang dilakukan di awal kepemimpinan saya. Tapi memang acara ini sudah diprogramkan oleh BPK, agar BPK dekat dengan media. Karena media itu sebagai partner untuk bisa menyampaikan pemberitaan tentang kinerja BPK, aktivitas BPK kepada masyarakat,” jelas Kepala Perwakilan.
Acara berlangsung santai namun interaktif dengan diselingi beberapa pertanyaan dari awak media. Baik itu pertanyaan terkait kedudukan BPK, kode etik BPK hingga peran BPK dalam pengelolaan keuangan negara. Melalui kegiatan tersebut, Kepala Perwakilan mengharapkan terciptanya sinergisitas antara BPK dengan insan media, sehingga media dapat memperoleh informasi yang tepat terkait kinerja BPK.
Sementara itu, Ketua PWI Kaltim Endro S. Efendi mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan BPK Perwakilan Provinsi Kaltim. Baginya, ketika BPK ‘membuka pintu’, media akan lebih mudah mendapatkan informasi pemberitaan.
“Kita ingin kerja sama berlanjut. Tahun 2022 indeks kemerdekaan pers, Provinsi Kaltim jadi nomor 1. Belum lagi indeks keterbukaan informasi, di Kaltim selalu meraih peringkat di 5 besar di Indonesia. Dengan acara ini, sangat mendukung upaya indeks kemerdekaan pers dan keterbukaan informasi,” jelas Endro.
Menurutnya, dengan sinergisitas yang terbangun antara media dengan BPK maka informasi pemberitaan yang diperoleh semakin valid. “Informasi yang valid jauh lebih berharga ketimbang informasi yang cepat kemudian diralat,” pungkasnya. (fly)